Selasa, 21 Februari 2012

Bebas Sakit Gigi dengan Teknik Hipnotis

Mungkin di antara kita masih ada yang takut untuk pergi ke dokter gigi. Tak hanya pada anak-anak, orang dewasa pun kadang malas ke dokter gigi lantaran takut merasakan sakit. Padahal, anggapan bahwa dokter gigi adalah suatu yang menakutkan itulah yang sebenarnya harus dihindari.

Ada berbagai metode di dunia kedokteran gigi hingga perawatan masalah gigi bisa lebih menyenangkan untuk pasien. Misalnya saja dengan teknik hipnosis, yaitu cara untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar kita (unconcious mind).

Penggabungan hipnosis dengan ilmu kedokteran gigi kemudian disebut hypnodontia seperti yang dilakukan oleh dokter gigi Chairunnisa Amarta. Melalui metode ini, pasien mengalami proses hipnotis waking up, yaitu hipnotis tanpa menidurkan pasien, jadi pasien tetap dalam kondisi sadar.

"Saya melakukan ini sejak 2002. Sebenarnya dengan kita menciptakan ruang tunggu yang nyaman itu sudah termasuk hipnosis. Alasannya ya, bagaimana memberikan rasa nyaman itu pada pasien karena saya tidak mau menjadi musuh pasien," katanya pada VIVAnews di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Dengan hypnodontia, pasien tidak perlu diberi obat penahan rasa sakit, melainkan cukup diberi kata-kata untuk mengalihkan perasaannya sakitnya. Hipnosis dilakukan melalui berbagai tahapan. Pertama, membangun kepercayaan terhadap pasien, lalu membuat si pasien fokus. Hal ini bisa dilakukan dengan cara linguistik yaitu lewat penyampaian kata-kata yang ramah atau lewat cara formil, contohnya menggunakan bantuan bandul.

"Setelah itu baru bisa masuk sugesti-sugestinya dan pasien dalam keadaan terhipnotis, setelah selesai perawatannya, lalu proses terminasi yaitu pasien kembali ke keadaan sebelum dia dihipnosis," ujar penulis buku 'Hypnodontia Wawasan Baru Perawatan Gigi' itu.

Menurut dokter yang akrab disapa Irun ini, teknik hypnodentia juga bermanfaat untuk proses relaksasi pasien dan mengeliminasi ketegangan pasien saat akan diperiksa. Tentunya, keberhasilan metode ini juga tergantung pasiennya, karena tingkat sugesti orang yang berbeda-beda.

Hypnodentia juga bisa diaplikasikan untuk anak-anak. "Usia bisa berapapun, malah kadang untuk usia anak-anak itu lebih mudah, karena tingkat kritisnya nggak seperti orang dewasa ya. Saya bersikap seperti anak-anak ketika saya menangani pasien anak-anak," ujar pendiri

Untuk proses hipnosis sebelum dilakukan perawatan biasanya dibutuhkan waktu 15 menit. Pada tahap penyembuhannya, menurut Irun, akan berjalan lebih cepat daripada pengobatan tanpa hipnosis. Biasanya jaringan tubuh mengalami proses penyembuhan selama 7-10 hari, tapi dengan teknik ini bisa 3-5 hari. Begitu pula komplikasi pasca-operasi, timbulnya bengkak menjadi sangat minimal.

"Data ini saya peroleh dari penelitian terhadap 100 pasien yang telah saya lakukan tindakan bedah dengan menggunakan hipnosis," paparnya.

Meskipun begitu metode ini masih menjadi pertentangan bagi dokter gigi di Indonesia, karena sebagian kalangan menganggap bahwa proses hipnosis adalah sesuatu yang bersifat klenik. Di Indonesia sendiri, metode ini masih digolongkan sebagai pengobatan alternatif. Selain mengobati dengan nyaman tanpa obat penahan rasa sakit, metode ini juga bisa mengilangkan kebiasaan buruk yang bisa berpengaruh bagi bentuk gigi, misalnya saja menggigiti kuku atau menghisap jempol sampai kebiasaan mengerat gigi saat tidur.

Jadi, masih takut ke dokter gigi ?


Diposting oleh Ghozi Faiz on Selasa, 21 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar